Kamu Belum Pulih dari Masa Lalu, Ini 5 Tanda yang Mungkin Sedang Kamu Rasakan!

berdamai dengan masa lalu
Photo by Fa Barboza on Unsplash

Masa lalu yang telah dialami enggak akan pernah hilang dari ingatan gitu aja karena sesuatu yang udah terjadi dan berlalu itu udah terekam di dalam otak.

Si pemilik masa lalu adalah diri sendiri, jadi kalau kamu tiba-tiba teringat tentang masa lalu sebenarnya wajar aja karena itu memang punyamu.

Otak kita memang punya kemampuan menembus waktu dan tempat makanya ia mampu mengakses kejadian-kejadian di masa lampau yang tertanam sejak lama di dalam ingatan kita.

Hmm, apakah kamu pernah merasa terganggu dengan masa lalumu?

“Gara-gara kejadian waktu itu, aku malah yang jadi begini.”

Beberapa kali atau bahkan sering terbesit di dalam pikiranmu untuk menyalahkan kejadian-kejadian di masa lalu yang membuatmu di masa kini meratapinya.

Padahal kondisi di masa sekarang dengan masa lalumu mungkin sudah sangat berbeda jauh seperti tempatnya, kesibukan yang sedang kamu lakukan bahkan orang-orang yang ada di sekelilingmu.

Apakah sekarang kamu mulai merasa lalu bertanya-tanya, sudahkah kamu sembuh atau belum dengan luka dari masa lalu?

Cobalah cek lima tanda-tanda ini yang mungkin bisa membantumu berpikir apakah kamu sudah benar-benar sembuh atau belum dari luka masa lalumu.

1. Sensitif Jika Ditanya Tentang Masa Lalu

Di luar sana banyak sekali macam-macam orang dengan berbeda sifat. Kamu sendiri mungkin sudah memahaminya sejak lama ya?

Ada orang yang cuma kepo dengan urusan dan masalah kita namun ada juga yang benar-benar peduli sampai rela menawarkan bantuan dengan tulus.

Tapi bagaimanakah dengan responmu terhadap pertanyaan-pertanyaan mereka yang terkait dengan kejadian-kejadian buruk dari masa lalumu?

Jika kamu masih merasa seperti tersetrum aliran listrik yang kemudian menuntun emosi mu menjadi kesal tandanya masih ada luka yang membekas di dalam hatimu akibat hal-hal yang terjadi di masa lalu.

Mungkin ketika ditanya oranglain kamu bisa menjawabnya dengan biasa sampai lawan bicaramu itu tidak tahu bahwa kamu kurang nyaman ditanya seperti itu.

Tapi kamu tidak pernah bisa membohongi dirimu bahwa kamu baik-baik saja ketika ditanyai hal-hal yang membuatmu sendiri menjadi sensitif.

2. Tidak Nyaman Dengan Diri Sendiri

Pernahkah kamu merasa bahwa dari masa lalu kamu banyak sekali kurangnya? Seperti tidak pernah juara kelas, merasa tidak punya teman, tidak punya bakat apapun, dan yang lainnya.

Hal-hal semacam itu dapat membuatmu tidak nyaman terhadap dirimu sendiri hingga kini karena kamu selalu memikirkan hal-hal yang tidak pernah kamu miliki dan dapatkan.

Sudah sadar atau belum, dengan menyibukkan pikiran dengan hal-hal semacam itu justru dapat mengahalangimu untuk berkembang dan berubah menjadi jauh lebih baik.

Bahkan jika terus-terusan diratapi atau menyalahkan masa lalu tanpa melakukan introspeksi diri dari kejadian masa lalu tersebut, bisa-bisa dirimu semakin tidak memiliki apapun dan melewatkan banyak kesempatan.

Kamu bisa kehilangan kesempatan untuk mulai memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi, membentuk lingkaran pertemanan yang positif, dan juga menggali potensi diri.

Lebih baik kamu mencoba untuk introspeksi dan lebih mengenali kekurangan dan kelebihanmu. Kemudian belajar menerima diri sendiri apa adanya supaya kamu nyaman dengan dirimu sendiri dan tahu bagaimana cara mengatasinya.

3. Menyalahkan Diri Sendiri

Pernahkah kamu berkata seperti ini kepada dirimu.

“Coba aja dulu aku enggak………”

Ada hal yang kamu lakukan di masa lalu yang kamu sendiri berharap tidak melakukannya karena hal-hal tersebut membuatmu menyesal.

Lalu kamu menekan dirimu sendiri dengan menyalahkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan waktu dulu.

Padahal apa yang terjadi di masa lalu belum tentu adalah kesalahanmu, mungkin memang bagian dari takdir yang kejadiannya harus seperti itu.

Jadi, kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri apalagi oranglain karena belum tentu juga apa yang terjadi saat itu adalah kesalahan oranglain.

4. Menangis Tiap Kali Teringat Masa Lalu

Masa lalu kadang muncul begitu saja di dalam pikiran tanpa disadari pemicu awalnya sebenarnya apa.

Apakah tiap teringat masa lalu itu masih membuat hatimu seperti teriris dan merasakan rasa perih?

Lalu kemudian kamu sedih bahkan menangis karena masih merasakan sakit hati setiap teringat pahitnya kejadian di masa lalu.

Hal seperti itu menunjukkan bahwa kamu masih belum bisa menerima sepenuhnya dan ikhlas terhadap hal-hal buruk yang pernah terjadi di dalam hidupmu.

Jujur saja pada dirimu sendiri bahwa memang kamu belum bisa menerimanya karena jika terjadi hal seperti itu yang dibutuhkan terkadang hanya jujur pada diri sendiri.

Bila menangis membuatmu jadi lebih lega maka menangis saja tidak perlu kamu tahan, lepaskan saja emosi-emosi negatif yang selama ini mungkin terakumulasi dalam diri tapi tidak bisa dikeluarkan.

5. Timbul Kecemasan atau Bahkan Sampai Tahap Depresi

Kejadian-kejadian yang tidak mengenakkan dari masa lalu dapat berputar terus menerus seperti film di dalam pikiran.

Hal seperti itu bisa mengganggu sampai membuatmu takut terhadap masa depanmu karena dapat memicu muncul kecemasan terhadap masa depan yang belum terjadi.

“Aduh, iya ya. Kalau nanti kejadiannya seperti dulu lagi aku enggak mau, enggak bisa. Argh!”

Pengalaman-pengalaman buruk yang terjadi di masa lalu bisa dijadikan pelajaran kalau sampai terjadi hal serupa dan mungkin perlu diatasi dengan cara berbeda sehingga hasilnya pun akan berbeda.

Tapi jangan biarkan pikiran terus menerus terjebak dengan hanya memikirkan pengalaman buruk di masa lalu sehingga menimbulkan prasangka-prasangka yang tidak baik.

Ujung-ujungnya hal itu bisa menjadi kebiasaan yang membuat otakmu memikirkan hal-hal buruk yang belum terjadi sehingga membuatmu pusing sendiri.

Jika kamu terbiasa membiarkan dirimu terlarut dalam kecemasan-kecemasan tersebut lama kelamaan dapat mempengaruhi kondisi psikismu yang bisa sampai menyebabkan depresi.

Jangan biarkan dirimu sampai pada tahap ini. Namun bila kamu sudah sampai pada tahap ini janganlah kamu berdiam diri saja.

Cobalah mencari bantuan atau pertolongan dari orang terdekat terlebih dahulu dan jelaskan bagaimana kondisimu.

Atau jika kamu merasa butuh bantuan dari tenaga professional segeralah minta pertolongan dari mereka dan tak perlu merasa minder.

Kesimpulan

Jadikan masa lalu yang telah dialami adalah pelajaran hidup yang bisa menjadi bekal supaya lebih baik di masa-masa selanjutnya. Jadi jangan terus menerus menyalahkan masa lalu ya dan mulailah berdamai dengannya.

Mungkin kamu sekarang sedang memikirkan ulang harus bagaimana mengatasi diri yang belum berdamai sepenuhnya dengan masa lalu. Ayo mulailah tolong dirimu sendiri karena dirimu sendiri mungkin adalah obat terampuhnya.

Bagaimana Berhenti Kecanduan Instagram? Puasa!

kecanduan instagram
Photo by 🇨🇭 Claudio Schwarz | @purzlbaum on Unsplash

Sebetulnya ada apa sih dengan Instagram yang membuat dia terus-terusan dilirik oleh banyak orang hampir setiap waktu?

Tentu saja untuk melihat foto dan video, karena sejak awal kemunculannya Instagram memang bertujuan untuk berbagi foto dan video.

Namun, menurut dr. Verury Verona Handayani di dalam website halodoc, dengan selalu memperhatikan media sosial dapat menyebabkan seseorang terpacu untuk terus konsumtif dan juga tanpa disadari muncul pikiran membanding-bandingkan diri dengan oranglain.

Sehingga perlu untuk mengurangi penggunaan Instagram, salah satu caranya dengan berpuasa. Mengapa berpuasa?

Hmm, menurut bahasa puasa bermakna menahan. Jadi, dengan membiasakan menahan diri lama kelamaan akan muncul kebiasaan tidak bergantung terhadap Instagram.

Lalu bagaimana caranya? Yuk, lanjut!

1. Menonaktifkan Notifikasi selama Melakukan Kegiatan Penting

Photo by Jamie Street on Unsplash

Menonaktifkan notifikasi di handphonemu bisa kamu lakukan bukan hanya untuk Instagram saja sih, bisa juga kamu menonaktifkan media sosial yang lain jika diperlukan.

Dengan kita menonaktifkan notifikasi selama melakukan kegiatan kita sehari-hari misalnya saat belajar, bekerja, atau mungkin ketika beres-beres rumah akan membantu kita untuk tidak sedikit-sedikit ngecek handphone.

2. Deactivate Akun Instagram

Photo by Solen Feyissa on Unsplash

Sudah tak asingkah dengan istilah deactivate account? Mungkin diantara kamu ada yang sudah pernah menggunakannya ataupun belum.

Bagi yang belum mengenal fitur ini, pada profilmu dapat kamu cari pilihan Temporarily disable my account yang merupakan fitur untuk menonaktifkan akun Instagram untuk sementara. Namun seberapa efektif menggunakan fitur ini bergantung pada diri kita sendiri lho.

Jika kita menonaktifkan akun Instagram kita sementara waktu tapi ternyata kita tetap aktif menggunakan second account, berarti kita belum benar-benar rehat sementara dari Instagram.

Hayo, siapa yang punya fake account? Hahaha.

3. Mencari Kegiatan Lain sebagai Pengganti Main Instagram

Photo by Skylar Jean on Unsplash

Pernah enggak sih kamu ketika membaca buku, mengerjakan tugas atau pekerjaan, atau mungkin ketika makan tiba-tiba muncul rasa penasaran untuk mengecek handphone?

Kali ini setelah menonaktifkan notifikasi bahkan menonaktifkan akun Instagram untuk sementara sebaiknya berusahalah untuk fokus saja pada kegiatan yang sedang dilakukan.

Lakukanlah hobi-hobimu seperti membaca, menulis, menggambar, bermain alat musik, menjahit, belajar, olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak perlu menggunakan handphone. Jika merasa tidak ada hobi atau hal lain yang disenangi, cobalah untuk mengeksplorasi melakukan hal-hal baru.

Supaya melatih fokusmu dalam melakukan hal lain, bisa saja kamu atur batas waktu dalam mengerjakan sesuatu dengan bantuan timer di handphone. Tapi harus komitmen ya, jangan pegang handphone sampai timernya bunyi.

Atau kamu juga bisa mencoba salah satu aplikasi untuk menjaga fokusmu yang bisa kamu unduh di Google Play Store. Psstt… aplikasi ini lucu dan menarik lho!

4. Membatasi Penggunaan Instagram

Photo by Emma Matthews Digital Content Production on Unsplash

Sudah tahu ada fitur memantau dan membatasi waktu menggunakan Instagram? Yuk coba dicek, buka profilmu > klik Settings > klik Account > klik Your Activity.

Di sana kamu akan melihat berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk menggunakan Instagram. Lalu terdapat pilihan untuk mengatur pengingat jumlah waktu yang digunakan untuk Instagram dan pengaturan notifikasi darimana saja yang ingin kamu dapatkan.

Dengan adanya fitur tersebut kamu dapat mengatur batas waktu penggunaan Instagrammu. Selain itu dapat kamu manfaatkan untuk membantumu dalam menjadwal penggunaan Instagram di waktu tertentu.

Seperti puasa di bulan Ramadhan, sahur sebelum shubuh lalu berbuka puasa setelah magrib. Kita bisa mengatur berapa lama dan kapan kita menggunakan Instagram sesuai dengan keinginan tapi… jangan ya lupa sesuaikan dengan kebutuhan.

Yup, namanya juga puasa jangan hanya ikuti kemauan kita terus bermain Instagram. Aturlah penggunaan Instagram pada waktu-waktu tertentu yang tidak mengganggu kegiatan-kegiatan utamamu terutama hal-hal yang wajib dikerjakan.

5. Konsisten dan Disiplin

Photo by Some Tale on Unsplash

Setelah membaca keempat tips di atas, hal terakhir yang perlu dilakukan adalah konsisten dan disiplin.

Berdasarkan artikel yang ditulis oleh Darmawan Aji di dalam blognya, untuk membangun sebuah kebiasaan dibutuhkan waktu 18-254 hari. Namun rata-rata waktu yang dibutuhkan sebanyak 66 hari.

“Wah, lama banget dong lebih dari 2 bulan?”  

Ingat, jika kita menginginkan sebuah perubahan kita harus serius. Fokuslah pada keinginan dan tujuan akhir bahwa ingin berhenti kecanduan Instagram supaya tidak terkena dampak-dampak negatif yang mempengaruhi kesehatan mental.

Hal ini dilakukan juga semata-mata demi kebaikan dirimu sendiri bukan?

Sumber Bahan Bacaan (Blog): halodoc, Darmawan Aji.

Kecanduan Instagram, Kaum Wanita Harus Sadar!

wanita pecandu instagram

Jangan hidup dengan ukuran kebahagiaan orang lain dan temukan arti kebahagiaan buat dirimu sendiri.

Valencia Nathania

Terkadang beberapa dari kaum wanita sering mengeluhkan bahwa setiap kali membuka Instagram sering muncul perasaan insecure ketika melihat oranglain di Instagram terlihat lebih cantik, lebih kurus, pergi ke sana-sini, telah memperoleh pencapaian ini-itu, dan yang lainnya.

Kira-kira kenapa ya hal-hal seperti itu bisa muncul? Yuk, kita cari tahu!

Pernahkah kamu secara tidak sadar terlarut begitu saja di dalam explore instagrammu sampai lupa waktu?

Mungkin kebanyakan dari kamu tidak sadar bahwa banyak waktumu terbuang hanya untuk melihat-lihat feed dan story oranglain, kemudian perlahan kamu mulai membandingkan dirimu dengan oranglain?

Tahukah kamu, berdasarkan data yang diperoleh dari GoodNews, pengguna Instagram terbanyak pada bulan Januari sampai Mei 2020 adalah kaum wanita.

Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh dari OKEZONE, rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menggunakan Instagram yaitu selama 53 menit.

Kalau kamu, berapa lama yang kamu pakai untuk menggunakan Instagram? Ayo coba kita cek bareng-bareng.

Eits, dimana ya kita bisa cek berapa lama waktu yang sudah kita habiskan di Instagram? Caranya buka profilmu, lalu klik Settings, pilih Account, kemudian pilih Your Activity.

Gimana hasilnya? Setelah kita tahu berapa lama yang kita habiskan untuk menggunakan Instagram, yuk kita cek apa saja indikasi yang menunjukkan apakah kita kecanduan atau tidak.

1. Bangun Tidur Langsung Buka Instagram

Foto oleh RF._.studio dari Pexels

Ayo siapa yang tiap bangun tidur langsung nyari HP terus buka Instagram?

Mungkin Instagram memang salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Sehingga memang banyak informasi-informasi terbaru yang bisa kita peroleh dari sana.

Tapi, apa kamu selalu memperhatikan akun apa saja yang kamu ikuti dan informasi-informasi seperti apa yang kamu dapatkan?

Coba dicermati lagi ya! Siapa tahu informasi-infomasi yang kurang berfaedah yang diperoleh tanpa disaring bisa mempengaruhi isi pikiran kita bahkan mood kita.

Karena seperti kata Dr. Gillian McKeith, “You are what you eat.”. Jika informasi yang kamu terima merupakan asupan yang kamu berikan terhadap otakmu.

Maka bayangkan jika informasi yang kita terima diberikan begitu saja tanpa disaring, bagaimana respon kita? Misalnya kita melihat seorang teman upload sebuah story berisi foto di tempat yang instagamable banget di kala pandemi masih melanda seperti ini. Apakah pikiranmu akau merespon dengan tanggapan yang baik atau buruk?

2. Sedikit-Sedikit Cek HP

Foto oleh Edmond Dantès dari Pexels

Dalam satu hari ini yang terdiri dari 24 jam, tentu saja aktivitas kita bisa bermacam-macam. Bisa saja kita bekerja, merapihkan barang-barang di rumah, memasak, mencuci, dan sebagainya.

Pernahkah kamu ketika sedang melakukan aktivitas tertentu tiba-tiba secara reflek tanganmu mengambil ponselmu? Apa yang kemudian kamu lakukan padahal tidak ada pesan masuk ataupun telepon?

Wah, kalau jawabannya iya maka ini bisa menjadi tanda kecanduan karena setelanya kamu perlu memperhatikan apa yang kamu lakukan setelah memegang ponselmu.

Meskipun mungkin kamu tidak membuka Instagram, apakah kamu memang butuh untuk menggunakan ponselmu itu? Jika tidak, maka ini bisa menjadi salah satu ciri-ciri kecanduan gadget lho!

3. Memantau Jumlah Likes dan Orang yang Melihat Storymu

Foto oleh Prateek Katyal dari Pexels

Bagi kamu yang sudah lama aktif di Instagram, sudah berapa banyak foto atau video yang diunggah ke dalam Instagram? Atau berapa banyak story yang telah kamu buat?

Selama ini kita bisa melihat berapa jumlah likes yang kita peroleh setelah memasukkan foto atau video di Instagram. Selain itu jumlah orang dan siapa saja yang melihat story kita dapat kita lihat pula.

Apa pernah kamu setelah membuat sebuah postingan di Instagram atau story setelahnya selalu mengecek secara berulang berapa orang yang memberikan like pada postinganmu atau mengecek siapa saja yang telah melihat storymu?

Nunggu dilihat sama doi ya? Hehehe.

4. Scrolling Terus!

Foto oleh cottonbro dari Pexels

Ketika sudah masuk ke dalam Instagram, rasanya kurang lengkap ya kalau kita enggak buka explore untuk sekedar kepo. Hahaha.

Tapi, pernah enggak ketika udah buka explore atau ketika lagi lihat-lihat isi Instagram terus aja nge-scroll sampe lupa waktu?

“Eh, perasaan daritadi aku mau nyetrika baju malah keasyikan buka Instagram.”

Lalu kamu sadar sudah lebih dari 10 menit ternyata waktumu terbuang padahal kalau nyetrika udah selesai daritadi. Hahaha.

5. Belajar Cara Mengedit Foto

Foto oleh ready made dari Pexels

Jika kita melihat dari waktu ke waktu content yang ada di Instagram semakin menarik. Hal ini didukung pula dengan kemajuan teknologi.

Semakin menariknya macam-macam postingan yang ada di Instagram membuat pengguna Instagram lainnya pun tertarik dan mencari tahu bagaimana membuat sebuah foto atau video terlihat lebih menarik di dalam feed maupun story.

Apakah kamu yang merupakan salah satu pengguna Instagram tersebut pernah menghabiskan waktu cukup lama untuk mengulang-ulang editan postingan mu agar terlihat menarik?

Atau mungkin selama ini setiap mau melakukan suatu hal kamu berhenti dulu sejenak untuk mengambil gambar. Misalnya seperti hendak makan bersama teman-teman kamu merapikan dulu tatanan meja makanmu demi memdapatkan foto terbaik untuk dipajang di story?

Hal seperti ini mungkin bisa berdampak tidak baik terhadap orang sekelilingmu. Misalnya ketika hendak makan dengan teman-temanmu dan mereka sudah sangat lapar tapi kamu melarangnya makan dulu karena hendak mengambil foto.

“Aduh, jadi keburu enggak laper deh!”

Mungkin saja teman yang lain bisa kehilangan selera makannya.

Salah satu dampak negatif yang timbul ketika seseorang telah kecanduan Instagram adalah mungkin saja timbul pikiran untuk membanding-bandingkan kehidupan diri sendiri dengan kehidupan oranglain.

Lalu timbul rasa insecure terhadap diri sendiri dan seringkali merasa tidak puas dengan kehidupannya sendiri.

Dampak lainnya yang paling parah yaitu dapat menimbulkan depresi.

Menurut para ahli memang tidak semua orang yang menggunakan Instagram berpotensi kecanduan. Para peneliti masih mencari tahu bagiamana pengaruh dari ciri kepribadian yang dapat kecanduan teknologi termasuk dengan media sosial.

Sekarang, setelah mengetahui beberapa hal yang mengindikasikan bahwa seseorang mungkin kecanduan oleh Instagram sebaiknya kita mulai memperhatikan diri kita sendiri demi kesehatan mental kita. Tidak ada salahnya kita mulai puasa media sosial dengan memanfaatkan fitur pengatur pengingat harian seberapa lama waktu untuk mengakses Instagram.

Referensi Sumber Bahan Bacaan (Web) : DosenPsikologi.com, tirto.id, GoodNews, OKEZONE, IDN Times, Hello Sehat, KOMPAS.com.
Sumber Gambar: https://storyset.com/illustration/instagram-video-streaming/cuate